BENGKALIS – lintasjurnaltipikor.com
Pembangunan sarana penunjang Astaka Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Provinsi Riau di Kabupaten Bengkalis kembali menuai sorotan tajam. Proyek bernilai ratusan juta rupiah yang dikerjakan oleh CV. Sumber Kencana Perkasa ini diduga kuat dikerjakan secara asal-asalan, dengan kualitas yang jauh dari standar teknis yang seharusnya diterapkan.
Pantauan langsung tim media pada Selasa, 27 Mei 2025, menemukan fakta mencengangkan: pemasangan paving block yang tidak rata, bergelombang, dan menyimpang dari garis lurus. Indikasi lemahnya perencanaan serta buruknya pelaksanaan kerja sangat jelas terlihat di lapangan.
“Kalau paving-nya saja sudah bergelombang seperti ini, bagaimana kita bisa percaya bagian lain dari proyek ini dikerjakan dengan baik? Sangat mengecewakan,” keluh salah seorang warga Bengkalis yang enggan disebutkan namanya.
Kritik tajam tak hanya datang dari masyarakat. Sejumlah aktivis juga menyoroti lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan konsultan pengawas. Bahkan, PPTK disebut-sebut Tidak Pernah meninjau lokasi proyek.
“Kalau PPTK diam saja dan tak pernah turun ke lapangan, berarti mereka ikut membiarkan pekerjaan tidak sesuai spesifikasi terus berjalan. Ini bentuk pembiaran yang tidak bisa ditoleransi,” tegas seorang aktivis pembangunan lokal.
Tak hanya paving, ketebalan pengecoran lantai juga menjadi sorotan. Dokumen proyek menyebutkan ketebalan cor beton minimal 12 cm, namun hasil pengukuran di lapangan menunjukkan tebal cor hanya sekitar 10 cm, bahkan kurang di sejumlah titik. Hal ini dinilai bisa menurunkan kekuatan struktur dan mempercepat kerusakan.
Proyek yang dimulai sejak 6 Mei 2025 dengan masa pelaksanaan 60 hari kalender ini disebut minim kontrol teknis dari Dinas PUPR Bengkalis maupun pengawas proyek. Tidak ada tanda-tanda adanya tindakan korektif atas kesalahan teknis yang sudah terjadi.
“Jika kondisi ini terus dibiarkan, kualitas proyek pemerintah akan terus menjadi pertanyaan. Harus ada tindakan tegas dari Dinas PUPR maupun penegak hukum,” seru salah satu tokoh masyarakat yang mengaku geram melihat kelalaian tersebut.
Masyarakat pun kini mendesak agar Inspektorat Daerah dan aparat penegak hukum seperti Kejaksaan maupun Kepolisian segera turun tangan memeriksa proyek ini secara menyeluruh, agar tidak menjadi preseden buruk bagi proyek-proyek pembangunan lain di Bengkalis.
Hingga berita ini diterbitkan, kontraktor pelaksana dan Dinas PUPR Bengkalis belum memberikan klarifikasi resmi atas berbagai temuan dan tudingan terkait mutu pekerjaan yang diduga tidak sesuai spesifikasi tersebut.(TIM)












